Pagi
telah tiba, gue bangun dari tidur gue yang cuma kurang lebih 3 jam. Sumpah gue
ngerasa kaya zombie. Temen gue hari ini flight balik ke Jakarta, dan disini
saatnya gue melanjutkan perjalanan gue sendiri, not really alone sih
sebenernya. Karena gue bakalan go straight sama Gendis. Yang gue lakuin setelah
bangun adalah cari minum dan cari dispenser untuk buat energen, setelah
bertanya ke costumer service gue bergegas bikin minum. Selesai buat energen,
gue charge peralatan gue yaitu hp dan kamera digital untuk berperang hari ini.
Haha. Ah iya, ada kakak yang namanya kak Vyvyn, dia kasih gue salah satu boneka
pokemon yang ada di Changi (katanya pas gue tidur bonekanya ini di bagi-bagi,
dan kebetulan kakak ini ngambilin buat gue sebagai hadiah ulang tahun katanya. Big thanks kak!)
kurang lebih jam 9 lewat setelah gue selesai melakukan ritual pagi, gue pamit
sama kakak-kakak ini dan take a wefie first! Cheers. Berhubung gue beli STP
yang masa berlakunya 2 hari, so udah pasti masa berlaku STP gue habis hari ini.
Jadi gue kembali ke ticket office ambil jaminan gue seharga $10. Dan gue beli
tiket kereta (ibaratnya semacam tiket Komuter Jabodetabek) untuk menuju
woodlands untuk sarapan, ini rekomendasi dari Seri katanya makanan disini enak, murah, halal. Dan ini fakta.
Last picture in Changi with those persons |
Chicken Roast |
Perjalanan
dari Changi menuju Woodlands ini cukup memakan waktu, dan cukup buat gue untuk
memejamkan mata sebentar yang diakibatkan tidur cuma 3 jam sebelumnya. Setelah
sampai di Woodlands, lokasi yang di rekomendasikan Seri ternyata dekat, setelah
keluar gue langsung bergegas menuju tuantuan.puanpuan (tempat makan) dan segera
memesan makanan termurah terenak disana. Selesai isi perut, waktunya
untuk melanjutkan perjalanan lagi ke stasiun Kranji. Setibanya di Kranji, gue
langsung mencari dimana spot untuk naik bus. Agak bingung sih, tapi gue udah
tau mau naik bus apa. Yaitu Causeway Link menuju Larkin Terminal, busnya
berwarna kuning. Nanti kita bakalan 2x turun untuk imigrasi, pertama cek
imigrasi di woodlands (tadi gue makan di woodlands, kenapa gak langsung cari
bus ya? Hm.) dan yang kedua di Johor Bahru. Agak ribet sih memang. Untuk
barang, jangan lupa dibawa semua dikarenakan kita bakalan pindah bus setelah
cek imigrasi dan tidak perlu bayar lagi. Cukup cari bus Causeway Link yang
lainnya dan menunjukan tiket bus kita, jadi jangan di buang ya tiketnya.
Sesampainya
di Larkin terminal, berasa di kampung rambutan. Banyak calo yang nawarin tiket
dan memang sedikit memaksa untuk beli. Yang perlu kita lakukan adalah memasang
wajah yakin dan gak kebingungan walaupun bingung, dan tolak baik-baik “i have a
ticket already, thanks for the offer.” Setelah itu, gue langsung cari bus
yang menuju Melaka Sentral dan mencari yang murah juga pastinya. Akhirnya gue
memutuskan untuk naik bus Mayang Sari Express, karena kebetulan ada bus yang
berangkat pukul 01.00pm, dan saat gue sampe sekitar jam 12.45. Gue cuma nunggu
sebentar, dan kemudian busnya datang. Langsung gue bergegas naik ke bus, dan
menyiapkan posisi terenak untuk tidur. Dari google maps, gue liat jarak antara
Larkin Terminal ke Melaka Sentral sekitar 3 jam.
Disaat
gue membuka mata gue, gak lama gue sampai di Melaka Sentral. Gue masuk ke dalam
terminalnya dan mencari konter tiket untuk membeli tiket menuju The Stadthuys
atau Bangunan Merah. Gue tiba di Bangunan Merah ini sekitar jam 5 sore, jadi
sekitar 4 jam dari Larkin ke Bangunan Merah. Sebenarnya bisa lebih cepat, tapi
saat di Melaka Sentral nunggu bus menuju Bangunan Merah ini agak lama. Ah ya,
saat di Melaka Sentral ada orang dari Thailand yang tiba-tiba bertanya ke kita
tentang bus ke Bangunan Merah. Dia menunjukan petanya dia, gue dan Gendis
menjawab kalau kita juga mau kesana. Namanya Tar, dia baik dan juga sampai
ngasih tau kita tempat untuk mengambil peta. Kita ngobrol dengan bahasa inggris
seadanya (karna pengucapan dia bikin gue kurang paham) dan kita berpisah di
Bangunan Merah.
Hal yang pertama dilakuin adalah foto, setelah foto barulah
mencari hostel yang udah di booking sama Gendis. Luckily, hostelnya dekat dan
gampang ditemukan yaitu Discovery Guesthouse Hostel. (Baca Juga: Discovery Guesthouse Hostel Melaka) Kita langsung check in,
dan yang utama kita istirahat dan juga mandi. Udah cukup seharian bau kambing,
hm. Di dorm ini, cuma ada tiga orang yaitu gue, Gendis dan laki-laki dari
Philipina yang bakalan check out besok pagi. Sekitar 45 menit beristirahat, mandi dan beres-beres kita langsung
keluar dan menikmati suasana sore di Melaka.
Disaat gue keluar dari hostel, gue disambut sama pemandangan yang super banget! Ah, makin suka banget gue sama pemandangan disini. Gue merasa cocok banget sama suasana disini karena semua disini serba bersih dan terawat. Walaupun disini dianggapnya sebagai kota yang tua tapi terawat. Melaka World Heritage City, itulah sebutan Melaka ini yang resmi diberikan UNESCO sejak tahun 2008. Melaka rivernya bersih, dan
gue merasakan sedikit suasana eropa disini (walaupun gue belom pernah ke eropa), sepanjang jalan rasanya romantis banget. Lampu-lampu, sungainya, dan segalanya. Kendaraan disini mayoritas kendaraan lama, ada juga yang mengendarai sepeda, ah keren lah pokoknya. Gue
suka banget suasana di Melaka. Tenang, dan gak bising.
Keliling-keliling
juga ternyata bikin pegel kaki dan laper pastinya, gak kerasa terakhir makan
itu tadi siang. Kita berdua mencari makanan di Jonker Walk, ada yang jual
makanan di gerobak gitu. Pas di tanya halal atau engga, jawabannya engga. Kita
terus jalan, muter-muter cari makan, dan akhirnya nemu juga makanan halal.
Alhamdulillah. Tapi, pas ditanya ternyata makanannya habis. Hahahaha. Jonker
Walk ini salah satu spot terkenal di Melaka, semacam Chinatown gitu sih,
makanya wajar susah makanan halal. Salahnya, kita berdua gak ada yang browsing
sebelumnya tentang makanan halal yang wajib di coba. Bermodalkan peta, kita
jalan menuju Kampung Hulu Mosque (karena biasanya dimana ada Masjid, disitu ada
makanan halal) dan benar, akhirnya kita menemukan makanan halal. Nama
makanannya adalah Nasi Goreng Kampung, enak dan cukup mengenyangkan. Selesai
makan, gue menuju Masjid sebentar untuk sholat pastinya dan mencoba mengingat
dimana kiblatnya biar pas di hostel bisa sholat subuh.
Nasi Goreng Kampung |
Masjid Kampung Hulu |
Motor Legend |
Biaya
Pengeluaran
No comments