Akhir-akhir ini, gue jadi lebih sering mikir. Lebih sering merenung dan lebih sering mencoba untuk terbuka walaupun pada akhirnya gue tetep jadi orang yang lebih cepat terpancing emosi di banding yang lain. Entah, gue masih belajar untuk mengontrol emosi gue yang mudah naik turun.
2 tahun belakangan ini, gue sedang merasa di fase stabil karena sudah menemukan apa yang menjadi interest gue. Which is gue baru 21 dan berhasil menemukan apa yang mau dituju. Bersyukur? Iya. Gue menemukan "diri" gue di umur yang tergolong masih muda, yang mana gue masih punya banyak kesempatan untuk merealisasikan apa yang jadi tujuan gue tersebut.
Di hal yang lain, mental gue sedikit terguncang akan banyak hal. Masalah individu, keluarga, bahkan teman satu persatu datang menghampiri. Walaupun pada akhirnya "I can survive". Well, I am.
Gue ngerasa, semakin bertambah umur, semakin meninggalkan masa remaja dan menuju dewasa. Kita seringkali di hadapkan dengan permasalahan yang sebenarnya gue pun belum sanggup. Bahkan jika gue ingat kembali, itu hanya beberapa masalah sepele yang cukup memusingkan bagi gue.
For example, gue terbiasa hidup dengan rutinitas gue bersama sahabat gue. I mean, ketika gue butuh apa, ketika gue minta dianterin, dan segala macem. I have one of my friend that always being my Mrs. Available. Yang selalu siap sedia kala gue butuh. That's why she means a lot for me as a friend even beyond. Tapi, I lost her attention for almost 1 year. Semenjak dia menemukan her Mr. right.
Dibilang gue cemburu, iya. Dalam hal, gue butuh dia sebagai sahabat. Tapi yang perlu di ingat, gue nggak mungkin hidup sama sahabat gue itu selamanya. Sehingga pada akhirnya gue mulai belajar untuk bisa "mandiri" tanpa bantuan sahabat gue.
Hal kecil yang kayak gitu aja menurut gue udah bikin pusing. Kehilangan perhatian dari temen deket aja pusingnya udah minta ampun. Belum lagi, temen yang lain sibuknya naudzubillah. Semuanya udah punya kehidupan mereka masing-masing. Which is, gue pun menikmati kehidupan gue saat ini. Walaupun less-friend.
Less-friend maksudnya bukan temen gue dikit ya. I've meet many people, gue selalu ketemu temen-temen baru yang selalu asik diajak tukar pikiran. Tapi, lagi-lagi. I can't rely on them.
Belum lagi orang-orang rajin banget nanyain gue "kapan nikah?" "betah amat jomblo" dan sebagainya. Di kiranya gue nggak baper apa ya di tanya kayak gitu. Tapi gue selalu yakin that we have our time. Mungkin belum waktunya. Sempet kok beberapa kali deket sama orang, tapi lagi. He isn't my Mr. Right. Di tambah, kadang gue masih inget aja sama seseorang yang sebenernya sifatnya udah ngeblend banget sama gue. Hft
Mikirin hidup kadang nggak pernah ada habisnya. Temen satu persatu udah punya kehidupannya mereka masing-masing, serta jadwal mereka yang nggak bisa di ganggu gugat. Gue cuma bisa mendoakan semua sahabat gue, selalu berada dalam lindungan Allah. Rasanya sedih kalau inget masa-masa sekolah dan kumpul bareng temen.
Lalu yang bisa gue lakukan hanya 1, mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Khususnya dalam hal mengontrol emosi, masih susaaaaaaah. Apalagi punya temen, tapi di dalam temen. Hahaha udah ah makin nggak jelas..
Intinya, gue pengen jadi pribadi yang lebih baik lagi. Umumnya untuk segala hal, khususnya untuk diri gue pribadi. Sekian, dan terimakasih. Hahahaha
Di hal yang lain, mental gue sedikit terguncang akan banyak hal. Masalah individu, keluarga, bahkan teman satu persatu datang menghampiri. Walaupun pada akhirnya "I can survive". Well, I am.
Gue ngerasa, semakin bertambah umur, semakin meninggalkan masa remaja dan menuju dewasa. Kita seringkali di hadapkan dengan permasalahan yang sebenarnya gue pun belum sanggup. Bahkan jika gue ingat kembali, itu hanya beberapa masalah sepele yang cukup memusingkan bagi gue.
For example, gue terbiasa hidup dengan rutinitas gue bersama sahabat gue. I mean, ketika gue butuh apa, ketika gue minta dianterin, dan segala macem. I have one of my friend that always being my Mrs. Available. Yang selalu siap sedia kala gue butuh. That's why she means a lot for me as a friend even beyond. Tapi, I lost her attention for almost 1 year. Semenjak dia menemukan her Mr. right.
Dibilang gue cemburu, iya. Dalam hal, gue butuh dia sebagai sahabat. Tapi yang perlu di ingat, gue nggak mungkin hidup sama sahabat gue itu selamanya. Sehingga pada akhirnya gue mulai belajar untuk bisa "mandiri" tanpa bantuan sahabat gue.
Hal kecil yang kayak gitu aja menurut gue udah bikin pusing. Kehilangan perhatian dari temen deket aja pusingnya udah minta ampun. Belum lagi, temen yang lain sibuknya naudzubillah. Semuanya udah punya kehidupan mereka masing-masing. Which is, gue pun menikmati kehidupan gue saat ini. Walaupun less-friend.
Less-friend maksudnya bukan temen gue dikit ya. I've meet many people, gue selalu ketemu temen-temen baru yang selalu asik diajak tukar pikiran. Tapi, lagi-lagi. I can't rely on them.
Belum lagi orang-orang rajin banget nanyain gue "kapan nikah?" "betah amat jomblo" dan sebagainya. Di kiranya gue nggak baper apa ya di tanya kayak gitu. Tapi gue selalu yakin that we have our time. Mungkin belum waktunya. Sempet kok beberapa kali deket sama orang, tapi lagi. He isn't my Mr. Right. Di tambah, kadang gue masih inget aja sama seseorang yang sebenernya sifatnya udah ngeblend banget sama gue. Hft
Mikirin hidup kadang nggak pernah ada habisnya. Temen satu persatu udah punya kehidupannya mereka masing-masing, serta jadwal mereka yang nggak bisa di ganggu gugat. Gue cuma bisa mendoakan semua sahabat gue, selalu berada dalam lindungan Allah. Rasanya sedih kalau inget masa-masa sekolah dan kumpul bareng temen.
Lalu yang bisa gue lakukan hanya 1, mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Khususnya dalam hal mengontrol emosi, masih susaaaaaaah. Apalagi punya temen, tapi di dalam temen. Hahaha udah ah makin nggak jelas..
Intinya, gue pengen jadi pribadi yang lebih baik lagi. Umumnya untuk segala hal, khususnya untuk diri gue pribadi. Sekian, dan terimakasih. Hahahaha
that's great if you've got your interest at 21. Memang tidak mudah mengenal diri sendiri, butuh waktu, butuh proses. Dan setelah mengenal kelebihan dan kekurangan, menjadi pribadi yang lebih baik memang destinasi yang cukup bijak.
ReplyDeleteyap, biar ke depannya nanti bisa terus lebih baik lagi :)
Delete