"ih lucu banget sih, lagi discount pula. sayang banget kalo nggak dibeli."
"wah murah banget, beli satu gratis satu pula!"
Kurang lebih kalimat seperti di atas yang kerap kali membuat perempuan harus membeli suatu barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, alih-alih belanja karena kita menyukai sesuatu, penawaran tersebut ternyata memberikan peran terhadap jebolnya masalah keuangan kita, khususnya keuangan di rumah tangga.
Wanita memang sering sekali tergiur tentang permasalahan potongan harga, beli 1 gratis 1, dan barang-barang yang lucu tanpa memikirkan kebutuhan primer lainnya. Maka dari itu perlu sekali untuk memulai mengatur perencanaan keuangan agar lebih teraturnya pengeluaran serta hal-hal yang dianggap perlu untuk diutamakan.
Pada hari Kamis, 14 November 2019 saya berkesempatan untuk datang ke acara "Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan" untuk mempelajari bagaimana cara mengatur perencanaan keuangan khususnya bagi seorang perempuan. Karena sesungguhnya perempuan itu memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa perempuan memilih untuk bekerja home industry untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta membantu ekonomi keluarga bahkan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Ibu Sondang Martha selaku Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan banyak perempuan yang merasa sudah mengerti untuk mengatur keuangan, namun padahal nyatanya belum. Sebagai menteri keuangan keluarga, perempuan harus cerdas dalam mengatur keuangan serta memanfaatkan segala peluang yang ada. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan OJK pada tahun ini menunjukkan hasil yang positif. Indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Terdapat peningkatan literasi sebesar 8,33%, serta indeks inklusi keuangan sebesar 3,39%.
President Director Prudential Indonesia, Jens Reisch menjelaskan mengenai program Literasi Keuangan untuk Perempuan Prudential yang dilakukan secara berkelanjutan ini sejalan dengan fokus "We Do Good" Prudential Indonesia dalam upayanya untuk mewujudkan kebajikan dan memberdayakan masyarakat.
"Program ini sudah berjalan selama 10 tahun dan berhasil menjangkau 35.000 perempuan di berbagai kota di Indonesia". Ujar Nini Sumohandoyo selaku Goverment Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia. "Untuk jangkauan selanjutnya, kami menargetkan akan ada 50.000 perempuan yang turut serta dalam program ini."
Pada hari Kamis, 14 November 2019 saya berkesempatan untuk datang ke acara "Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan" untuk mempelajari bagaimana cara mengatur perencanaan keuangan khususnya bagi seorang perempuan. Karena sesungguhnya perempuan itu memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa perempuan memilih untuk bekerja home industry untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta membantu ekonomi keluarga bahkan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Ibu Sondang Martha selaku Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan banyak perempuan yang merasa sudah mengerti untuk mengatur keuangan, namun padahal nyatanya belum. Sebagai menteri keuangan keluarga, perempuan harus cerdas dalam mengatur keuangan serta memanfaatkan segala peluang yang ada. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan OJK pada tahun ini menunjukkan hasil yang positif. Indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Terdapat peningkatan literasi sebesar 8,33%, serta indeks inklusi keuangan sebesar 3,39%.
President Director Prudential Indonesia, Jens Reisch menjelaskan mengenai program Literasi Keuangan untuk Perempuan Prudential yang dilakukan secara berkelanjutan ini sejalan dengan fokus "We Do Good" Prudential Indonesia dalam upayanya untuk mewujudkan kebajikan dan memberdayakan masyarakat.
"Program ini sudah berjalan selama 10 tahun dan berhasil menjangkau 35.000 perempuan di berbagai kota di Indonesia". Ujar Nini Sumohandoyo selaku Goverment Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia. "Untuk jangkauan selanjutnya, kami menargetkan akan ada 50.000 perempuan yang turut serta dalam program ini."
CARA MENGATUR PERENCANAAN KEUANGAN
Ketiga hal tersebut saling memiliki pengaruh antar satu sama lainnya. Karena dengan mengatur perencanaan keuangan, maka kita akan mengetahui kebutuhan utama kita. Ada 4 jenis kebutuhan dasar, yaitu: Pengeluaran Wajib, Pengeluaran Tambahan, Pengeluaran Darurat dan Dana simpanan.
Pengeluaran wajib yang dimaksud ialah pengeluaran yang memang rutin kita keluarkan setiap bulannya. Contohnya seperti: membayar kontrakan/cicilan rumah/kosan, membayar listrik, transportasi, biaya pendidikan.
Pengeluaran tambahan ini nominalnya selalu berubah-ubah dan tidak tetap, selalu menyesuaikan perbulannya. Kadang bisa lebih besar, namun tidak menutup kemungkinan bisa lebih kecil pula. Contohnya seperti: uang jajan, pulsa handphone, dan rekreasi keluarga.
Pengeluaran darurat adalah biaya yang tak terduga, pengeluaran darurat ini biasanya tergolong dadakan dan diluar kendali kita. Contohnya seperti: sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan maupun meninggal dunia.
4. Dana Simpanan
Dari pemasukkan kita setiap bulannya, maka dari itu lebih baik kita menyimpan setidaknya 30% dari hasil pemasukkan. Karena dana simpanan ini adalah salah satu opsi untuk meminimalisir masalah pengeluaran darurat yang biayanya tidak bisa kita duga. Contoh dana simpanan yang bisa dipergunakan juga untuk pergi haji, pendidikan anak, membeli rumah, modal usaha dan modal menikah.
Setiap orang memiliki penghasilan yang berbeda-beda. Bagi seorang yang memiliki gaji tetap maka akan lebih mudah dalam membuat perencanaan keuangan dibandingkan orang yang memiliki gaji yang tidak tetap dan pasti. Karena bagi yang memiliki gaji tetap pasti sudah bisa memperhitungkan kebutuhan serta pengeluarannya, sedangkan bagi yang memiliki gaji tidak tetap, disarankan untuk memiliki dana simpanan lebih, karena disaat tertentu bisa jadi kita membutuhkan pengeluaran darurat dan apabila kita tidak memiliki dana simpanan, maka akan memiliki resiko yang cukup tinggi bagi orang tersebut.
Pertama perlu dilakukan ialah menetapkan tujuan, seperti prioritas dan rencana. Yang dimaksudkan prioritas ialah kebutuhan mendasar dan mendesak dalam hidup harus menjadi prioritas utama, misalnya: menyediakan uang pangkal masuk sekolah anak dan menyediakan dana darurat untuk kebutuhan mendesak. Sedangkan rencana bila kita sudah menetapkan tujuan dengan benar, maka pilihan dan jangka waktu simpanan akan tepat. Misalnya: mempertimbangkan asuransi pendidikan dan menabung untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Kedua, tujuan dari menyusun anggaran adalah agar kita dapat mengetahui berapa banyak pendapatan yang bisa digunakan atau disimpan dan juga dapat mengetahui gambaran bisa digunakan atau disimpan dan juga dapat mengetahui gambaran umum tentang pola pengeluaran kita.
Ketiga, pahami kerangka waktu simpanan ialah kita harus menyiapkan keuangan untuk jangka pendek (0 s/d 1 tahun), jangka menengah (1 s/d 4 tahun), dan jangka panjang (>5 tahun). Hal ini berguna agar kita tahu mana yang dapat dipersiapkan dan diutamakan lebih dahulu.
Sebagai perempuan yang cerdas, kita harus mulai mengatur pengeluaran sedetail mungkin. Bila perlu miliki data pengeluaran dan pemasukan agar kita tahu kemana uang kita dialihkan. Mulai dari sekarang kita mulai mengatur perencanaan keuangan setiap bulannya, persiapkan kebutuhan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan lebih jelas sehingga kita tahu seberapa besar yang dapat kita tabung setiap bulannya. Maka itu akan memberikan kita kemudahan dalam memantau keuangan kita. Semoga bermanfaat!
1. Pengeluaran Wajib
Pengeluaran wajib yang dimaksud ialah pengeluaran yang memang rutin kita keluarkan setiap bulannya. Contohnya seperti: membayar kontrakan/cicilan rumah/kosan, membayar listrik, transportasi, biaya pendidikan.
2. Pengeluaran Tambahan
Pengeluaran tambahan ini nominalnya selalu berubah-ubah dan tidak tetap, selalu menyesuaikan perbulannya. Kadang bisa lebih besar, namun tidak menutup kemungkinan bisa lebih kecil pula. Contohnya seperti: uang jajan, pulsa handphone, dan rekreasi keluarga.
3. Pengeluaran Darurat
Pengeluaran darurat adalah biaya yang tak terduga, pengeluaran darurat ini biasanya tergolong dadakan dan diluar kendali kita. Contohnya seperti: sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan maupun meninggal dunia.
4. Dana Simpanan
Dari pemasukkan kita setiap bulannya, maka dari itu lebih baik kita menyimpan setidaknya 30% dari hasil pemasukkan. Karena dana simpanan ini adalah salah satu opsi untuk meminimalisir masalah pengeluaran darurat yang biayanya tidak bisa kita duga. Contoh dana simpanan yang bisa dipergunakan juga untuk pergi haji, pendidikan anak, membeli rumah, modal usaha dan modal menikah.
Setiap orang memiliki penghasilan yang berbeda-beda. Bagi seorang yang memiliki gaji tetap maka akan lebih mudah dalam membuat perencanaan keuangan dibandingkan orang yang memiliki gaji yang tidak tetap dan pasti. Karena bagi yang memiliki gaji tetap pasti sudah bisa memperhitungkan kebutuhan serta pengeluarannya, sedangkan bagi yang memiliki gaji tidak tetap, disarankan untuk memiliki dana simpanan lebih, karena disaat tertentu bisa jadi kita membutuhkan pengeluaran darurat dan apabila kita tidak memiliki dana simpanan, maka akan memiliki resiko yang cukup tinggi bagi orang tersebut.
CARA MENGELOLA PENDAPATAN
Pertama perlu dilakukan ialah menetapkan tujuan, seperti prioritas dan rencana. Yang dimaksudkan prioritas ialah kebutuhan mendasar dan mendesak dalam hidup harus menjadi prioritas utama, misalnya: menyediakan uang pangkal masuk sekolah anak dan menyediakan dana darurat untuk kebutuhan mendesak. Sedangkan rencana bila kita sudah menetapkan tujuan dengan benar, maka pilihan dan jangka waktu simpanan akan tepat. Misalnya: mempertimbangkan asuransi pendidikan dan menabung untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Kedua, tujuan dari menyusun anggaran adalah agar kita dapat mengetahui berapa banyak pendapatan yang bisa digunakan atau disimpan dan juga dapat mengetahui gambaran bisa digunakan atau disimpan dan juga dapat mengetahui gambaran umum tentang pola pengeluaran kita.
Ketiga, pahami kerangka waktu simpanan ialah kita harus menyiapkan keuangan untuk jangka pendek (0 s/d 1 tahun), jangka menengah (1 s/d 4 tahun), dan jangka panjang (>5 tahun). Hal ini berguna agar kita tahu mana yang dapat dipersiapkan dan diutamakan lebih dahulu.
Sebagai perempuan yang cerdas, kita harus mulai mengatur pengeluaran sedetail mungkin. Bila perlu miliki data pengeluaran dan pemasukan agar kita tahu kemana uang kita dialihkan. Mulai dari sekarang kita mulai mengatur perencanaan keuangan setiap bulannya, persiapkan kebutuhan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan lebih jelas sehingga kita tahu seberapa besar yang dapat kita tabung setiap bulannya. Maka itu akan memberikan kita kemudahan dalam memantau keuangan kita. Semoga bermanfaat!
Yang paling susah dari mengatur keuangan itu konsistensi. Yang mana pencatatan pengeluaran cuma bisa bertahan di seminggu pertama. Selebihnya udah bye lupa nyatet dan akhirnya bocor halus di mana-mana pun terjadi sudah. Huhuhuhuuu.
ReplyDeleteBenee bangeeeet. Yang namanya cewek tuh gampang banget tergiur diskon, buy 1 get 1 dan semacamnya. Emang harus pinter ngelola duit dan maksa diri buat nabung biar punya simpanan 😀
ReplyDelete